PikiranRakyatPapua.com, Kota Sorong- Enam oknum anggota TNI Angkatan Laut, termasuk satu oknum perwira berpangkat kapten di duga melakukan pemukulan dan pengeroyokan terhadap warga Kampung Salak Kota Sorong.
Dugaan pemukulan dan pengeroyokan terjadi di lokasi wisata pantai Kaisarea Kelurahan Suprau, Distrik Maladumes, Kota Sorong pada hari minggu malam, 03 Nopember 2024, sekira pukul 23.00 WIT.
Korban pemukulan dan pengeroyokan oknum TNI AL, Mustakim Sulle yang ditemui, Jumat, 08 Nopember 2024 membeberkan peristiwa yang dialaminya.
Sebelum kejadian, korban yang saat itu tengah bersama temannya Lewi sedang duduk-duduk di lokasi wisata pantai Kaisarea, Kelurahan Suprau, Distrik Maladumes, Kota Sorong tiba-tiba melihat pertengkaran antara sepasang muda-mudi. Teman korban lalu berusaha melerai, namun pada saat yang bersamaan datanglah oknum perwira TNI AL bernama Ferry dan beberapa anak buahnya.
” Mereka kemudian membawa saya dan seorang laki-laki yang sebelumnya sempat ribut dengan pacarnya ke pantai paling ujung lalu melakukan introgasi,” ujar Mustakim.
Ia mengaku bahwa oknum perwira TNI AL bernama Ferry itu kemudian bertanya kamu anggota ya, saya jawab bukan. Tak lama berselang lama saya lalu disuruh membuka baju sembari ditendang di dada sebelah kiri.
” Berkali-kali saya katakan bukan anggota, akan tetapi oknum perwira berpangkat kapten itu beserta anak buahnya tak memperdulikan jawaban saya. Mereka terus melakukan pemukulan terhadap saya,” tuturnya.
Mustakim menambahkan, akibat pemukulan itu, mata saya kiri dan kanan bengkak sembari mengeluarkan darah, begitu juga hidung. Bagian belakang leher dan lengan kanan mengalami bengkak dan terasa sakit.
Sementara pemuda yang sempat bertengkar dengan pacarnya awalnya mengalami sempat mengalamj pemukulan, namun karena dia mengaku keluarga anggota lalu di lepas.
” Tak puas melakukan pemukulan, oknum perwira beserta anggotanya memeriksa HP dan identitas saya akan tetapi tak menemukan tanda-tanda bahwa saya bukanlah anggota APH,” kata Mustakim.
Tak hanya itu, lanjut Mustakim, bagasi motor miliknya pun digeledah. Bahkan, korban diancam mau di bawa ke kantor polisi serta mau dibunuh.
Tak lama kemudian datanglah beberapa orang anggota yang selanjutnya membawa saya ke Mako Brimob. Sesampainya di Mako Brimob, salah satu dari anggota mengenali saya lalu menanyakan kejadian yang saya alami. Tak begitu lama, saya kemudian diantar pulang ke rumah di Kampung Salak.
Mengetahui anaknya dipukul dan dikeroyok oleh oknum perwira TNI AL dan anggotanya, keluarga besar kotban melaporkan kejadian yang memimpa Mustakim Sulle ke POM AL.
” Saya lalu dibawa oleh dua anggota POM AL untuk divisun di RSAL dr Oetojo Sorong. Hanya saja hasil visumnya belum kamk terima,” ujar Mustakim.
Sementara itu Wadan Pomal Lamtamal XIV Sorong, Mayor (PM) Anton Sugiharto yang dikonfirmasi mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas laporan dari korban pemukulan.
” Mohon maaf kami belum menyampaikan karena masih dalam penyelidikan,” ucapnya.
Anton mengaku bahwa sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan visum dari RSAL dr. Oetojo.
” Nanti kami menyurat barulah visum itu diberikan ke kami,” tambahnya. (Edi)